Tanda Tangani MoU, STIKSAM dan MUI Prov Sepakat Perangi Narkoba
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Samarinda(STIKSAM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi kaltim sepakat untuk turut memerangi narkoba. Kesepakatan tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding(MoU) yang ditandatangani kedua belah pihak tentang antisipasi bahaya narkoba di lantai 3, kampus STIKSAM Jalan AW.Syahranie no 226 Air Hitam,
Ketua MUI Provinsi kaltim KH Muhammad Rasyid mengapresiasi adanya kerjasama ini, karena disadari Kaltim kasus narkobanya termasuk daerah yang paling tinggi, padahal semua elemen masyarakat termasuk kalangan kampus semuanya sudah melakukan pencegahan tapi nyatanya kasus narkoba masih tinggi.
“Saya sangat mengapresiasi kegiatan ini saya pernah menengok penjara ada 5o persen lebih kasusnya narkoba dan 60 persen diisi pemuda yang notabene calon penerus bangsa, ndak bisa bayangkan bila tunas tunas muda ini tidak sedikit kesandung narkoba, maka sudah tepat kalau STIKSAM peduli narkoba dengan memberikan pembekalan kepada mahasiswanya yang mau terjun ke masyarakat (KKN),”ujar mantan Ketua NU kaltim ini.
KH Rasyid melanjutkan, dia pernah duduk bersama ketua adat dan tokoh kaltim dengan presiden jokowi ngobrol tentang terpilihnya katim sebagai IKN. Kaltim dipilih karena tidak pernah ribut, tidak ada kerusuhan, masyarakatnya terkenal ramah dan tidak neko neko.
“Saya berpikir kaltim memang daerah paling aman dan terkendali, tapi kok narkobanya jadi juara, apa karena aman para pemain narkoba leluasa,”katanya
KH Rosyid menyadari memberantas narkoba menang tak mudah jaringa nya sangat kuat dan rapi, mereka juga ada kesepakatan bila ada jaringanya ketangkap keluarganya akan dijamin. Kabarnya kata KH Rosyid jaringan ini juga dipimpin sepintas orang yang berkarisma, berwibawa, tegas sehingga kelompoknya pada tidak berani memisahkan diri atau berhenti
Ketua STIKSAM Supomo yang diwakili Wakil Ketua I Yulia Sukawati , selaras dengan apa yang disampaikan Ketua MUI Kaltim Muhammad Rosyid bahwa Narkoba ini sudah sekian berbahayanya bagi generasi muda. Bahkan dari pengalaman yang ditemui di lapangan sampai ada anak SD yang sudah berani membeli semacam alat hisap untuk di gunakan untuk hal-hal yang tidak baik.
“Narkoba sudah sangat dekat dengan anak kecil, bahkan anak SD minta pipet skala di Apotek,” pungkasnya.
Sementara itu ketua gannas Annar Prov kaltim Dr.Abnan Pancasilawati,S.Ag melaporkan Tujuan dilaksanakan MoU ini sebagai bentuk sinergitas lintas sektoral untuk meningkatkan jejaring dan kerjasama program kedepannya.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan pembekalan kepada 106 KKN untuk diberikan materi pembekalan tentang Edukasi Bahaya Narkoba Oleh Perwakilan Ganas Annar Kaltim (M. Irsyad Furqoni. S.Hum) Dengan harapan mahasiswa KKN bisa meneruskan materi kepada masyarakat
KKN yang akan diselenggarakan selama 45 hari kedepan, mengangkat tema “Bersinergi dan Berkarya Membangun Desa” diharapkan para mahasiswa mengedukasi dan membuat program yang mampu meningkatkan perhatian masyarakat untuk menjauhi narkoba. Berbekal dengan pemahaman Ilmu kesehatan khususnya obat-obatan, tentunya masyarakat akan lebih bijak dalam menggunakan obat-obat dalam kehidupannya sehari-hari.(Ghib)